Sejarah

Logo Diniyyah
 

Yayasan Diniyah Putri Pekanbaru didirikan pada tanggal 01 September 1962 atas prakarsa tokoh pejuang wanita dan pendidikan Provinsi Riau yaitu Hj. Chadijah Ali (1925–1986), dibantu oleh tiga orang pendiri lainnya yakni Hj. Asmah Malin (almh), H. Raden Mas Oentoro Koesmarjo (alm), dan H. Bakri Sulaiman (alm).

Almarhumah Hj. Chadijah Ali adalah salah seorang alumnus Perguruan Diniyyah Putri Padang Panjang (1937–1942) dan menjadi tokoh penting dalam pengembangan organisasi perempuan serta lembaga pendidikan di Provinsi Riau, seperti YKWI, YLPI, RS Ibnu Sina, dan lain-lain.

Peletakan batu pertama pembangunan ruang kelas dilakukan pada tanggal 01 September 1965 oleh Gubernur Riau, Bapak Arifin Achmad, dan Walikota Madya Pekanbaru, Bapak H. Radja Roesli. Momen ini menjadi tonggak sejarah berdirinya lembaga pendidikan Yayasan Diniyah Putri Pekanbaru.

Siswi yang menempuh pendidikan di Yayasan Diniyah Putri Pekanbaru tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan umum dan agama (sistem pesantren), tetapi juga dilatih agar memiliki keterampilan dan kompetensi seperti penguasaan teknologi komputer, bahasa Inggris dan Arab, serta keterampilan berbasis keputrian seperti public speaking, menjahit, menyulam, bordir, dan memasak.

Tujuan dari pelatihan ini adalah agar para perempuan kelak mampu bersaing, mandiri di tengah masyarakat, dan tidak hanya terbatas pada peran sebagai ibu rumah tangga.

Yayasan Diniyah Putri Pekanbaru hadir sebagai mitra pemerintah dalam meningkatkan kualitas bidang sosial, pendidikan, dan pengajaran, khususnya untuk kaum wanita muslimah. Yayasan ini bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta membentuk karakter wanita muslimah yang sejalan dengan ajaran Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Selain itu, yayasan juga membina para wanita muslimah agar memiliki tubuh yang sehat, wawasan yang luas, kemampuan berpikir kritis dan bebas, serta menanamkan nilai-nilai seperti keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, ukhuwah Islamiyah, dan kebebasan dalam berpendapat dan bertindak.